Gejala dan Penyebab Gusi Tidak Menempel Pada Gigi

Gusi tidak menempel pada gigi atau resesi gusi adalah kondisi yang bisa mengakibatkan terbukanya akar gigi jika dibiarkan, dan termasuk salah satu gejala penyakit gusi (periodontitis). Gusi tidak menempel pada gigi terkadang sulit didiagnosis pada tahap awal sebab perubahan seringkali terjadi tanpa gejala.

Semakin dini resesi gusi pada pasien didiagnosis dan ditangani, maka resiko penyakit gusi bisa berkurang. Agar tidak semakin parah, kenali gejala dan penyebabnya dibawah ini.

Gejala Gusi Tidak Menempel Pada Gigi

Gigi sensitif: saat gusi turun dan mengekspos sementum yang melindungi akar gigi, tubulus dentin di bawahnya bisa menjadi lebih rentan terhadap rangsangan eksternal seperti panas, dingin, juga manis.

Akar gigi terlihat: ini merupakan salah satu ciri utama dari kasus resesi gusi yang lebih parah.

Gigi terlihat lebih panjang serta berbentuk segitiga hitam: seseorang yang mengalami resesi gusi mempunyai senyum yang menyeramkan. Jaringan gusi yang hilang membuat gigi terlihat lebih panjang. Ruang yang lebih besar di antara gigi juga membuat tampilan segitiga hitam.

Bau mulut, gusi meradang serta berdarah: gejala ini merupakan ciri dari radang gusi atau penyakit periodontal. Infeksi bakteri mengakibatkan gusi surut dari gigi dan membuat gigi tanggal jika tidak segera diobati.

Apa Saja Penyebab Gusi Tidak Menempel Pada Gigi?

Kebiasaan menyikat gigi yang keliru

Menyikat gigi berlebih atau menggunakan sikat gigi elektrik secara tidak tepat bisa berdampak serius pada tampilan gusi. Menekan berlebihan ketika menyikat gigi bisa mengikis jaringan gusi. Cara ini tidak menjamin kebersihan mulut yang baik dan menyingkirkan plak.

Penyakit periodontal

Penyakit periodontal atau penyakit gusi mengakibatkan kerusakan pada gusi, ligamen periodontal (jaringan pengikat yang mengisi ruang antara permukaan gigi dan dinding soket), serta tulang yang menahan gigi di tempatnya.

Hal ini pada akhirnya bisa mengakibatkan gusi tidak menempel pada gusi. Jika kebersihan mulut tidak dijaga dan gusi bengkak serta meradang, maka kemungkinan tidak bisa dilihat sampai membersihkan area mulut dengan benar.

Sesudah menyikat gigi secara rutin dan menerima perawatan gigi yang tepat, maka peradangan, pembengkakan dan pendarahan bisa berkurang. Saat inilah tingkat keparahan resesi gusi pun terlihat. Tanpa penanganan yang tepat, hal ini bisa menjadi lebih parah.

Tindik di area mulut

Seseorang dengan tindik di lidah beresiko lebih besar menyebabkan resesi gusi di daerah lingual bawah gigi depan dibandingkan seseorang yang tidak ditindik. Gusi tidak menempel pada gigi bisa meningkatkan resiko sensitivitas dan pembusukan akar, serta menghasilkan tampilan gusi yang buruk.

Trauma pada gusi diketahui lebih sering terjadi pada seseorang yang mempunyai tindik di bibir. Komplikasi lain dari tindik seperti patah gigi, keausan gigi, gangguan berbicara, infeksi dan respons alergi.

Merokok

Merokok merupakan penyebab utama penyakit periodontal dan memicu kerusakan pada gusi, ligamen periodontal, juga tulang yang menahan gigi pada tempatnya. Semua penyakit dan kerusakan ikut berkontribusi terhadap resesi gusi. Perokok mempunyai penurunan respons terhadap penanganan baik non-bedah atau bedah, serta beresiko lebih tinggi terkena infeksi.

Perawatan ortodonti

Perawatan ortodonti juga bisa menyebabkan gusi tidak menempel pada gigi. Gigi seri tengah bawah dan gigi molar pertama atas merupakan yang paling sering terkena efek dari perawatan ini. Pada beberapa studi, pergerakan gigi di luar tulang rahang bisa menjadi faktor resiko resesi gusi. Penggunaan kawat gigi yang juga bisa menyebabkan resesi gusi karena gigi terdorong ke tulang tipis yang mengelilinginya.

 

 

 

 

Gusi tidak menempel pada gigi atau resesi gusi adalah kondisi yang bisa mengakibatkan terbukanya akar gigi jika dibiarkan, dan termasuk salah satu gejala penyakit gusi (periodontitis). Gusi tidak menempel pada gigi terkadang sulit didiagnosis pada tahap awal sebab perubahan seringkali terjadi tanpa gejala. Semakin dini resesi gusi pada pasien didiagnosis dan ditangani, maka resiko penyakit…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *