Idul Adha, Abdi Dalem Keraton Yogyakarta Terima Ubarampe Bertahap dalam 5 Hari

Keraton Yogyakarta tetap membagikan ubarampe atau sesaji berupa lauk pauk kepada para abdi dalem pada peringatan Hari Raya Idul Adha tahun ini. Hanya saja, pembagian ubarampe yang biasanya habis dibagi dalam sehari, kini diberikan secara bertahap.

Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura atau Kepala Lembaga Sekretariat Keraton Gusti Kanjeng Ratu Condrokirono mengatakan ubarampe akan dibagikan mulai hari ini, Selasa sampai Sabtu, 20 – 24 Juli 2021. “Kami membagikan ubarampe secara bertahap untuk menghindari kerumunan karena masih masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat,” kata Condrokirono, Selasa 20 Juli 2021.

Prosesi pembagian ubarampe sebelumnya saat masih pandemi Covid-19 ataupun sebelum pagebluk, berlangsung dalam satu momentum saja, yakni bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha. Namun seiring naiknya kasus Covid-19 di Yogyakarta akhir-akhir ini, proses pembagian ubarampe kian ketat.

Bukan memperpanjang durasi pembagian ubarampe, Ratu Condrokirono menjelaskan, jumlah abdi dalem yang menerima juga dibatasi, bukan dikurangi. Tahun lalu, pembagian ubarampe saat Idul Adha hanya diwakili oleh koordinator kelompok abdi dalem, bukan setiap atau satu per satu abdi dalem menerimanya.

“Prosesi pembagian ubarampe Garebeg Besar kali berlangsung dengan sangat hati-hati, mengingat masih dalam suasana pandemi Covid-19 dan masa PPKM Darurat,” ujar putri kedua Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, itu. Condrokirono melanjutkan, ubarampe gunungan dalam prosesi Idul Adha sebelum pandemi dikirim dan dibagikan ke Keraton Pura Pakualaman dan Kompleks Kantor Gubernur Kepatihan pada hari yang sama. Kali ini pengambilan ubarampe dilakukan pada hari yang berbeda.

Kendati waktu pembagian ubarampe terjadi selama lima hari, Ratu Condrokirono mengatakan, cara itu tak mengurangi esensi pelaksanaan Grebeg sebagai ungkapan syukur dan sedekah dari raja kepada kerabat dan rakyat. “Prosesi ini juga menjadi wujud konsistensi keraton Yogyakarta dalam menjaga tradisi leluhur, meski dalam keterbatasan selama pandemi Covid-19,” ucapnya.

Keraton Yogyakarta pada Idul Adha tahun kedua saat pandemi ini masih meniadakan peringatan Garebeg Besar yang biasanya diisi arak-arakan prajurit dan gunungan. Tiada lagi keriuhan masyarakat dan wisatawan berebut gunungan sebagai simbol berkah raja di kawasan Masjid Gedhe Kauman.

Pada Idul Adha tahun ini, masjid-masjid di Kota Yogyakarta dan Alun-Alun Keraton Yogyakarta dilarang menggelar salat Ied serta takbir keliling. Segala kegiatan pementasan paket wisata Keraton Yogyakarta juga masih diliburkan hingga waktu yang tak tentu. Namun demikian, Keraton Yogyakarta kian menggiatkan konten seputar keraton melalui media sosial.

Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Yogyakarta yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan Hari Raya Idul Adha tahun ini masih meniadakan takbir keliling. “Takbir dari rumah masing-masing atau secara daring melalui masjid,” kata dia.

Heroe memastikan tidak ada shalat Idul Adha yang berlangsung di lapangan dan mesjid. Penyembelihan hewan kurban juga berlaku mulai besok, Rabu sampai Jumat, 21 – 23 Juli 2021 dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Dilarang membagikan daging kurban dengan mengumpulkan orang. “Bagikan daging kurban dengan mendatangi rumah-rumah penduduk,” katanya.

Keraton Yogyakarta tetap membagikan ubarampe saat Idul Adha kepada para abdi dalem. Hanya saja, cara dan durasi waktunya berbeda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *